Kampanyekan Moderasi Beragama, JAKATARUB Hadir di UIN Bandung

Share On Your Social Media

Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) berkolaborasi dengan Himpunan Mahasiswa Jurusan Studi Agama-agama (HMJ SAA) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung menggelar acara Talkshow dengan tema : “Memupuk Sikap Moderasi Beragama Melalui Dialog Lintas Iman Demi Terwujudnya Mahasiswa Yang Moderat Dalam Beragama.” Talkshow tersebut dilaksanakan pada Kamis (16/03/23) di Gedung Abjan Soelaeman UIN Bandung.

Talkshow menghadirkan narasumber dari berbagai agama dan kepercayaan, yang kebanyakan merupakan pegiat JAKATARUB diantaranya Lucky Cahya (Konghucu), Nita Kusuma (Hindu), Indra (Penghayat Kepercayaan), Yohanes Irmawandi (Kristen Protestan), Gani (Islam) dan Koordinator JAKATARUB, Arfi Pandu Dinata.

Kampanye toleransi di perkotaan seperti ini diyakini sangat penting untuk mendobrak minimnya komunikasi dan interaksi antar masyarakat beragama yang bersifat individualis bahkan apatis, dimana sikap tersebut dapat menjadi salah satu penyebab muncul intoleransi dan konflik antar umat beragama.

Ariq, selaku ketua HMJ SAA UIN Bandung dalam sambutannya mengatakan bahwa kasus intoleransi dan Pelanggaran Kebebasan Beragama Berkeyakinan, khususnya di Jawa Barat salah satunya disebabkan kurangnya pemahaman masyarakat mengenai toleransi. Ia menilai toleransi harus dimulai dengan dialog antar iman, sehingga prasangka dan stigma buruk yang muncul dapat langsung terkonfirmasi.

“Maka dari itu, saya berharap mahasiswa UIN ikut serta mengkampanyekan toleransi dan menjadi agen-agen perubahan khususnya di Jawa Barat,” tegasnya.

Hal ini sangat diapresiasi oleh berbagai pihak. Kasubdit Bintibmas Polda Jabar, AKBP Asep Kusnadi mengungkapkan apresiasi terhadap acara Talkshow Moderasi Beragama tersebut. Asep menjelaskan bahwa kepolisian bersama masyarakat harus bekerjasama dalam menangkal radikalisme atas nama agama yang dapat mengacaukan kehidupan bersama umat beragama di Jawa Barat.

Bahasan dalam talkshow menjabarkan moderasi beragama menurut perspektif agama-agama. Menurut Indra dari perspektif Penghayat Kepercayaan, moderasi beragama menekankan nilai-nilai kemanusiaan, yaitu bagaimana sebagai manusia harus saling berbuat baik, bukan hanya kepada manusia saja, namun juga kepada semua ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

Yohanes dari Protestan, menilai moderasi beragama sebagai autokritik, Yohanes mengungkapkan bahwa inti iman Kristen adalah action, oleh karena itu sebagai bentuk keimanan atas karya penyelamatan Yesus, umat Kristen harus terlibat dalam menjaga kerukunan umat beragama, mengkampanyekan toleransi dan membela kaum tertindas dengan aksi-aksi yang nyata.

Arfi, koordinator JAKATARUB menuturkan nilai-nilai moderasi beragama sejatinya sudah tertanam dalam setiap agama. Namun, menurutnya moderasi beragama harus dimaknai secara utuh, termasuk oleh negara. Hal ini berkaitan dengan peran pemerintah dalam pemenuhan HAM dan KBB umat beragama yang memiliki identitas rentan yang sampai saat ini mereka masih memperjuangkan hak-hak beragamanya.

Arfi mengajak semua stakeholder bersama berperan dalam moderasi beragama yang berorientasi kepada nilai-nilai Pancasila.


Share On Your Social Media
adminjakatarub
adminjakatarub
Articles: 160

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *