Reflective Structured Dialogue (RSD), model dialog terkini untuk resolusi konflik, digelar perdana di Kota Bandung pada Minggu (19/03/23). Kegiatan tersebut dilaksanakan di Hotel Grand Tjokro, Kota Bandung.
Penyelenggaraan dialog RSD ini merupakan rencana tindak lanjut dari pelatihan RSD yang digelar oleh The Asian Muslim Action Network (AMAN) Indonesia beberapa waktu lalu. Fasilitator RSD AMAN Indonesia jaringan Bandung diantaranya: Venus (Jakatarub), Gilang (JAI), Ami (Halaqah Damai) dan Anes (GKP) merupakan para pegiat lintas iman JAKATARUB.
RSD merupakan sebuah tools resolusi konflik lewat pendekatan dialog yang berorientasi kepada refleksi personal peserta. Dialog ini dipandu oleh fasilitator, dengan memberi ruang rinci bagi peserta untuk berbagi.
RSD perdana ini mengambil tema Kebebasan Beragama. Peserta dialog mewakili berbagai agama/kepercayaan yang ada di Kota Bandung. Venus mengungkapkan bahwa tema tersebut merupakan representasi concern dari fasilitator Jaringan AMAN Bandung yang memang bergelut di isu toleransi dan Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (KBB).
“Ini merupakan langkah awal untuk menggali perspektif setiap peserta dialog tentang isu kebebasan beragama di Kota Bandung,” Venus menambahkan.
Perwakilan AMAN Indonesia, Hanifah, mengatakan dalam sambutannya, bahwa dialog RSD memang berfokus pada pengalaman personal setiap peserta.
“Pengalaman personal yang dimiliki oleh teman-teman terkait kebebasan beragama adalah sah, valid dan otentik, itulah yang kita gali dalam RSD ini, makanya namanya refleksi,” ungkap Hanifah.
“Teman-teman peserta dialog akan berbicara mewakili dirinya, bukan kelompoknya, itulah keunikannya.”
Bagi para peserta, model dialog ini cukup menarik. Tanto, peserta dialog yang beragama Buddha, mengomentari bahwa dialog RSD ini sangat disiplin dan setara. Karena setiap peserta diberikan waktu yang sama dalam berbicara, selain itu dirinya mengungkapkan bahwa kesepakatan komunikasi yang dibangun di dalam RSD ini sangat berfungsi.
“Dengan adanya kesepakatan komunikasi, misalnya menghargai orang lain saat berbicara, saya menjadi serius menyimak, di dialog lain mungkin saya sambil bermain gadget, namun di RSD ini tidak,” komentar Tanto.