Atas dukungan dari Search for Common Ground Indonesia dan Kesbangpol Kota Bandung, PSPP Nawang Wulan bersama JAKATARUB kembali menyelenggarakan kegiatan WIFI (Wakening Interfaith Intiative) yang ketiga. WIFI III ini bertema: “Kolaborasi Lintas batas Menuju Orang Muda Peduli Kota se-Bandung Raya”. Acara tersebut dilaksanakan Rabu (29/03/2023) di Hotel California Bandung.
Forum saling berbagi terkait isu inklusi disabilitas tersebut melibatkan 27 orang perwakilan dari ragam organisasi/komunitas masyarakat sipil dan pejabat pemerintah daerah di Bandung Raya.
Lewat perjumpaan ini, teman-teman dengan disabilitas terlibat langsung dalam menyampaikan perspektif terkait isu inklusi. Salah satu yang disorot adalah terkait bagaimana rekan dengan disabilitas perlu terlibat langsung dalam menangani isu tersebut, bukan lagi sekadar dikasihani dan dianggap sebagai objek.
Pelibatan ini penting karena interaksi langsung dapat memperkaya perspektif, memudarkan prasangka, dan mencegah kekeliruan. Misalnya adalah kekeliruan penggunaan istilah yang keliru, seperti “penyandang”, “tuna”, “abnormal”, atau “sakit”, dalam merujuk disabilitas. Interaksi secara langsung yang mendalam dengan orang dengan disabilitas juga penting dilakukan di kehidupan sehari-hari, salah satunya untuk menghindari masalah kesehatan mental yang sering disebabkan oleh keterkucilan.
Persoalan lain yang dibahas dalam forum ini berkaitan dengan inklusivitas fasilitas umum. Selama ini, fasilitas yang dibuat untuk memudahkan orang dengan disabilitas sering dijadikan alasan untuk melanggengkan ‘pengkotak-kotakan’ antar masyarakat. Alih-alih membuat taman atau toilet khusus disabilitas, yang di beberapa tempat malah terbengkalai atau dijadikan gudang, alangkah baik jika fasilitas umum dirancang untuk mempermudah semua kalangan.
Bagi sebagian besar komunitas yang hadir, pemahaman ini terbilang baru dan mendorong tekad untuk kolaborasi bagi isu inklusi disabilitas. Apalagi di Jawa Barat saat ini sedang digodok peraturan daerah terbaru terkait isu ini.
Lewat forum ini, perwakilan lembaga-lembaga yang hadir dapat berjejaring dan mulai memastikan bahwa orang dengan disabilitas juga bisa melibatkan diri di penanganan isu-isu lain. Untuk mewujudkan inklusi disabilitas, perlu ada kolaborasi antara pemerintah, media, serta semua anggota masyarakat.
Penulisa : Clara
Editor : Risdo Simangunsong