Conflict Sensitive Project Management: Perspektif Penting Dalam Program Kemanusiaan

Share On Your Social Media

Selama empat hari (13-16/09/2023), Sectoral Theology Education for Social Transformation (SEST) Mission-21 Regional Asia melaksanakan Capacity Building untuk Conflict Sensitive Project Management (CSPM). Pelatihan diikuti oleh mitra-mitra Mission-21 dari sejumlah wilayah Indonesia dan Malaysia, termasuk JAKATARUB yang mengutus Risdo dan Ami dalam kegiatan ini.

Pelatihan CSPM didasarkan pada kebutuhan penting agar program-program kemanusiaan memiliki perspektif yang peka akan risiko dan keberagaman konflik. Perkembangan dunia yang terus berubah dengan cepat, menuntut penyesuaian di semua aspek. Kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan menjadi prasyarat bagi keberlangsungan suatu sistem dan institusi yang terus berevolusi.

Pada masa adaptasi tersebut, terutama dalam pelaksanaan program kemanusiaan, konflik kerap kali tidak terhindarkan. Konflik bisa saja disebabkan oleh beberapa diantaranya keragaman cara pandang, perbedaan kultur dann ideologi, kesenjangan sosial dan ekonomi, benturan kepentingan antara mengutamakan kepentingan lembaga atau kebutuhan komunitas, ketidakjelasan panduan dan manajemen program, dll.

Dalam konteks jangka pendek, Mission-21 berharap peserta kegiatan yang merupakan koordinator dan pelaksana strategis program di komunitas masing-masing, memperoleh peningkatan ketrampilan dan wawasan dalam mengidentifikasi, menganalisis konflik yang berkaitan dengan pelaksanaan proyek kemanusiaan.

Bersama fasilitator, yaitu Zakaria Ngelow, Pdt. Mulyadi dan Sabar Surbekti serta Anna Marsyana, peserta pun belajar menemukan dan mengembangkan hal-hal baru melalui pendalaman materi dan sharing pengalaman, yang dapat diterapkan di lembaga, kelompok atau individu. Ragam upaya resolusi konflik dan manajemen program yang peka konflik didisikusikan dengan simusi dan sejumlah tools.

Mission-21 berharap para mitranya memiliki kemampuan beradaptasi dan secara kreatif dapat merespon perubahan yang terjadi dalam masyarakat, negara dan dunia. Terutama mempersiapkan program tahun 2025-2028.

Diharapkan ke depannya lembaga mitra Mission-21 dapat berkembang dan dapat terus beradaptasi dengan perubahan lingkungan organisasi serta masyarakat. Oleh karena itu, pembangunan kapasitas atau capacity building sumber daya manusia menjadi hal yang mutlak dilakukan dan tentu harus berjalan dengan baik.

Penulis : Ami

Editor : Risdo Simangunsong


Share On Your Social Media
adminjakatarub
adminjakatarub
Articles: 177

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *