JAKATARUB menghadiri Workshop on Dialogue for Change yang diinisiasi oleh Initiatives of Change (IofC) Indonesia bersama STT INTI Bandung. Kegiatan diselenggarakan pada Sabtu (30/09/2023) di GKPB Fajar Pengharapan Pasir Koja, Bandung. Workshop ini merupakan bagian dari rangkaian Bandung Peace Week 2023.
Workshop mengusung tema Creating a Culture of Meaningful Dialogue for Interfaith Community Leaders in Bandung, mengajak teman-teman penggerak isu keberagaman untuk membangun kepercayaan dengan dialog yang bermakna, memperkenalkan metode dan pendekatan dialog lintas iman yang kreatif, serta membangun jaringan serta berkolaborasi antar komunitas lintas iman di wilayah Bandung.
Pelatihan ini dihadiri oleh berbagai komunitas keagamaan ataupun komunitas kepemudaan, diantaranya JAKATARUB, Iteung Gugat, SALIM Bandung, SEKODI Bandung, YIPC Bandung, Pemuda Ahmadiyah, IJABI Muda, Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) Bandung, Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) dan mahasiswa dari Sekolah Tinggi Teologi (STT) INTI.
Setelah membuka acara dengan lagu kebangsaan dan doa lintas iman, para peserta kemudian bermain Friends for Life, yang menjadi ciri khas dari kegiatan IofC. Dimana mereka kemudian dibagi ke dalam grup kecil. Permainan ini menggunakan media kartu berisikan pertanyaan-pertanyaan yang memicu para peserta untuk bercerita. Tujuannya membangun kepercayaan dan saling mengenal.
Kegiatan dilanjutkan dengan Bandung Cafe, yang mendorong peserta untuk memikirkan bersama pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh fasilitator. Pertanyaan-pertanyaan seperti: Perdamaian yang seperti apa yang dibutuhkan di Bandung ini? Praktik-praktik perdamaian baik apa saja yang sudah ada selama ini? Bagaimana cara memperkuat agar kolaborasi perdamaian bisa terwujud, terutama dalam tahun politik kali ini?, diajukan secara santai, sementara peserta berkeliling pos untuk mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Kegiatan ini memicu peserta untuk merefleksikan diri dalam perjalanannya sebagai penggerak keberagaman. Misalnya saat ada pertanyaan: Hal apa yang menjadikan kalian tetap berada di pergerakan keberagaman dan perdamaian?, umumnya peserta mengajukan spiritualitas dan kemanusiaan sebagai alasan untuk tetap berada di pergerakan keberagaman dan perdamaian.
Sesi Healing Historical Wounds, memicu peserta menggali luka sejarah relasi keagamaan dan luka-luka lainnya yang menghambat gerakan perdamaian dan harmonisasi di kota Bandung. Berbagai Sejarah dari periode ke periode dituliskan oleh peserta yang selanjutnya para peserta berkeliling bergantian untuk merefleksikan luka Sejarah.
Kegiatan ditutup dengan sesi Honest Conversation, yang membuka ruang aman kepada para peserta untuk berbagi cerita yang cukup berat. Peserta yang bersedia menceritakan keresahannya diberikan keleluasaan untuk bercerita tanpa takut dihakimi oleh peserta yang lain. Hal itu menjadi refleksi bersama jika setiap orang pasti memiliki persoalannya masing-masing yang tidak bisa sama ratakan.
Penulis : Sabe
Editor : Risdo Simangunsong