Sabtu (30/09/2023) bertempat di di GKPB Fajar Pengharapan, Jl. Pasir Koja, Bandung. IoFC mengadakan pertemuan Dialog for Change bersama 14 organisasi keberagaman dari 17 organisasi lainnya, diantaranya JAKATARUB dan Iteung Gugat.
Acara ini difasilitatori oleh Miftahul Huda dan Nenden Prawira (IofC Indonesia) serta dibuka oleh Pdt. Yusuf, M.Th sebagai tuan rumah. Kegiatan ini menjadi serangkaian agenda IoFC untuk menyebarkan nilai keberagaman khususnya dalam wilayah Bandung Raya. Acara tersebut juga menjadi sesi sharing keilmuan dari pertemuan para fasilitator IoFC di Switzerland.
Acara dimulai dari bermain board game dengan tema Friends For Life untuk menumbuhkan kepercayaan interpersonal dari para peserta yang terbagi menjadi 3 kelompok dengan bermacam topik seperti pendapat mengenai pengalaman dan perasaan, menyesuaikan dengan kartu yang terpilih.
Setelah itu, forum menjadi lebih serius karena mulai membahas beberapa permasalahan kebebasan beragama dan berkeyakinan yang dibedah dari permasalahan konflik hingga praktik baik dari penyelesaian konflik tersebut. Sesi ini menekankan bagaimana pengalaman yang sudah dilakukan para peserta, seperti halnya yang sudah dilakukan oleh Jakatarub ataupun kolaborasinya dengan Iteung Gugat, Sahabat Lintas Iman (SALIM), dan Bandung Lautan Damai (BALAD) yang mengadakan dialog-dialog lintas iman ataupun agenda rutinan lainnya yang memadukan isu kemanusiaan dengan isu keberagaman.
Dua sesi lainnya kembali memadupadankan sesi interpersonal dan isu konflik keberagaman dengan mengenal kembali trauma konflik agama yang dirasakan oleh para peserta sebagai sumber resiliensi untuk menjadi aktivis kebebasan beragama dan berkeyakinan (KBB), metode ini dilakukan dengan saling mencurahkan perasaan antara dua orang secara acak.
Lalu sesi yang lebih serius adalah proses pemetaan bagaimana konflik KBB terjadi secara sosial kultural-politik pada masa Orde Lama-Pasca Reformasi.
Metode-metode yang dipakai dalam dialog kali ini memang unik. Bagi Iteung Gugat cara-cara tersebut memberi referensi baru dalam dialog.
“Acara ini menarik, para peserta bisa saling terbuka dan tidak terlalu kaku karena kita diajak untuk jujur pada diri sendiri atas pilihan perjuangan gerakan kita dalam isu KBB, semoga kedepannya akan banyak kolaborasi yang menyesuaikan dengan konteks orang muda agar lebih terbuka terlebih dalam mengenal isu kebebasan beragama dan berkeyakinan ini dengan fun way!” demikian diungkap Hana delegasi Iteung Gugat.
Penulis : Hana Nabila
Editor : Risdo Simangunsong