Dalam rangka mempersiapkan Festival Bandung Lautan Damai (BALAD) yang akan diselenggarakan pada bulan November – Desember 2023. Media Jakatarub sebagai official partner BALAD berkolaborasi dengan Media Bandung Bergerak mengadakan Assessment Isu Disabilitas se-Bandung Raya pada Sabtu (21/10/2023) di Kantor Sinode GKP, Jl. Dewi Sartika 119, Bandung.
Output dari kegiatan ini adalah liputan kolaborasi Media Jakatarub dan Media Bandung Bergerak dengan tema “Media Inklusi”. Hasil liputan tersebut akan dikampanyekan di media sosial selama pelaksanaan BALAD 2023.
Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh ragam kelompok disabilitas seperti, Bumi Difabel Istimewa (BuDI), Rumah Kita, Gerkatin (Gerakan Untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia) Jabar, HWDI (Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia) Jawa Barat, dan CAI (Cahaya Inklusi) Jawa Barat.
Assessment tersebut membahas tiga poin penting yaitu: (1) bagaimana pemberitaan media terkait disabilitas selama ini, (2) bagaimana akses rekan-rekan disabilitas terhadap media, serta (3) harapan, kritik serta bagaimana seharusnya media memotret isu disabilitas.
Hampir semua peserta setuju bahwa media, baik media massa maupun media digital, selama ini belum inklusif dalam memberitakan peristiwa-peristiwa yang terjadi di masyarakat.
Contohnya saja pada pemberitaan peristiwa bunuh diri. Banyak media yang tidak menyamarkan nama korban, menekankan pada pemberitaan yang bombastis, bahkan menyorot cara dan metode bunuh diri, atau memberi stigma buruk pada orang-orang yang mengalami disabilitas mental dan psikososial.
Dadial dari Gerkatin juga mengatakan bahwa akses kelompok disabilitas tuli terhadap media selama ini masih minim, karena kesulitan dalam akses komunikasi. Dirinya berharap kedepannya teman-teman tuli dapat akses ke media dengan mudah, hal tersebut tentunya bertujuan agar publik dapat mengenal kelompok disabilitas melalui media.
Lala dari BuDi, menyorot selama ini media memberitakan isu disabilitas kerap tanpa memverifikasi kepada narasumbernya terlebih dahulu. Hal tersebut tentunya sangat berpengaruh terhadap validitas dan keakuratan informasi. Tak jarang, berita tersebut mengglorifikasi kesedihan dan haru, namun tidak memotret orang dengan disabilitas sebagaimana mereka di keseharian.
JAKATARUB sebagai komunitas dan gerakan lintas iman terus berupaya dalam kampanye toleransi dan perdamaian di Bandung raya juga menyentuh kelompok-kelompok yang selama ini kurang menjadi perhatian. Harapan besarnya adalah masyarakat kita semakin menerima keberagaman dan inklusi sosial, dengan mempertimbangkan semua kebutuhan. Tidak ada satu orang pun yang terabaikan dan tertinggal.
Nantikan hasil liputan kolaborasinya di website Jakatarub dan Bandung Bergerak ya kawan-kawan Jaka.