Ada momen yang unik di Sekretariat Bersama JAKATARUB Selasa pagi (31/10/2023). Tujuh orang siswa sekolah dasar, didampingi dua gurunya berdiskusi bersama pengurus dan presidium JAKATARUB. Dengan fasih, para siswa ini pun bertanya seputar program dan kegiatan serta hal-hal penting lain terkait komunitas lintas iman. Layaknya jurnalis, mereka bergantian bertanya serta meminta penjelasan.
Putri, misalnya, bertanya soal mengapa JAKATARUB bisa berdiri dan mengapa bisa bertahan sampai sekarang. “Apakah toleransi beragama itu masih belum begitu baik di negara kita?” Sementara itu, Athar menanyakan: “Apa dampak dari semua kegiatan yang temanya toleransi ini bagi masyarakat?”
Mereka adalah siswa-siswi Primary School dari Temasek Independent School (TIS) Bandung. Wawancara ini merupakan bagian dari Integrated Learning Program dari TIS, yang memberi pengalaman pada siswa untuk mengenal kondisi sosialnya, salah satunya berkenalan dengan beragam lembaga atau komunitas yang ada di masyarakat.
“Selain dengan JAKATARUB di kelompok ini, ada juga siswa yang berkunjung ke Kepolisian, Disdukcapil, Kesbangpol, dan beberapa komunitas lain,” papar Irene Kristina, salah seorang guru pembimbing. Irene menyebut JAKATARUB dipilih karena memang dianggap sebagai salah satu organisasi masyarakat yang concern dengan keberagaman dan kemanusiaan.
Bagi JAKATARUB, yang pada hari itu diwakili oleh Risda, Ucu, Venus dan Risdo, kesempatan wawancara ini adalah pengalaman yang berkesan. Bagaimana menjelaskan kampanye dan edukasi toleransi dalam pemahaman anak. Bahkan justru menyadari, ada pertanyaan-pertanyaan kritis tentang upaya toleransi yang bisa melahirkan refleksi mendalam.
“Kami senang sekali bisa berbagi dengan siswa. Dalam beberapa tahun terakhir JAKATARUB memang mengusahakan agar program edukasi dan kampanye keberagamannya semakin meluas ke berbagai kelompok usia,” ungkap Risda, Bendahara JAKATARUB.
Risda juga menyebut program seperti Anjangsana serta beberapa kegiatan kampanye dalam BALAD memang spesifik menyasar siswa sekolah. Ke depannya, TIS juga diharapkan dapat menjadi salah satu mitra JAKATARUB dalam mengerjakan kegiatan-kegiatan keberagaman.