Pemajuan dan Perlindungan Hak Kelompok Marjinal di Jawa Barat

Share On Your Social Media

SETARA Institute menyelenggarakan kegiatan diskusi publik dengan tema Merancang Agenda Pemajuan HAM Kelompok Marjinal di Jawa Barat pada Selasa (7/11/2023). Kegiatan ini diselenggarakan secara daring lewat platform Zoom Meeting dan disiarkan di Youtube SETARA.

Direktur SAPA Institut, Sri Mulyati dan Presidium JAKATARUB, Risdo Simangunsong menjadi pemantik diskusi yang dipandu oleh Wawan Gunawan. Ada lebih dari 70 orang peserta diskusi yang hadir pada ruang zoom, mereka merupakan perwakilan organisasi/komunitas kemanusiaan se-Jawa Barat.

Direktur Eksekutif SETARA, Halili Hasan dalam sambutannya menyatakan bahwa lembaganya berharap agar isu-isu marjinal diangkat dan diprioritaskan oleh pembuat kebijakan maupun masyarakat seca umum. Halili menyorot kelompok marginal dan minoritas pasti selalu terpinggirkan oleh sistem, tidak banyak dilibatkan dalam proses-proses pembuatan kebijakan.

“Meaningfull participation sering tidak dimaksimalkan terkait dengan keterlibatan kelompok rentan. Apalagi pada saat ada hajat elektoral atau pemilu seperti saat ini. Seringkali isu-isu kelompok marjinal tidak mendapat perhatian,” papar Halili.

Harapannya lewat lembaga kemanusiaan yang ada di Jawa Barat, isu-isu kelompok rentan tersebut dibawa ke tengah dan menjadi perhatian publik, seperti isu-isu pada umumnya, terlebih pada saat hajat elektoral di tingkat nasional maupun lokal.

Dalam pemaparan materinya, Sri Mulyati mencontohkan isu-isu perempuan-perempuan di Jawa Barat yang krusial seperti stunting atau angka kematian ibu dan bayi yang tinggi di akan berdampak pada skala nasional, karena Jawa Barat memiliki jumlah warga yang besar. “Isu lain seperti kekerasan berbasis gender dan perdagangan orang menjadi persoalan yang terus muncul bahkan angkanya tidak beranjak turun,” ungkap Sri.

Namun, dirinya juga mencontohkan tingginya angka yang tersorot juga punya sisi penting untuk advokasi. Dimana hal tersebut merepresentasikan tingkat kesadaran masyarakat terhadap isu tersebut semakin peka, sehingga isu-isunya muncul ke permukaan.

Sementara itu Risdo Simangunsong menggarisbawahi kompleksitasnya isu-isu HAM di Jawa Barat. Risdo menegaskan keragaman kultur yang perlu pendekatan-pendekatan yang berbeda. Kemudian akses informasi yang sangat pesat, hal tersebut menyebabkan ketika terjadi isu-isu di Jawa Barat akan cepat viral. Selain itu, kesadaran isu juga menjadi point penting dan perlu dilihat, karena hal tersebut berpengaruh terhadap respon dari pemerintahan. Ada pula isu trend dan musiman seperti peraturan-peraturan diskriminatif yang bernuansa keagamaan.

Diskusi ini semakin menyimpulkan bahwa kolaborasi interseksional perlu terus dikembangkan yang dapat merujuk pada inklusi sosial. angat penting untuk mengangkat isu-isu kelompok marjinal bersama-sama ke area publik agar dapat menjadi perhatian bersama.


Share On Your Social Media
adminjakatarub
adminjakatarub
Articles: 170

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *