Senin (05/08/2024), Koalisi ASPIRASI Jawa Barat melakukan kunjungan ke KPU Kota Bandung. Koalisi ini terdiri dari berbagai organisasi yang mewakili kelompok keagamaan, disabilitas, dan gerakan perempuan di Jawa Barat. Delegasi yang hadir dalam kunjungan tersebut mencakup perwakilan dari JAKATARUB, FLADS, HWDI, CAI, Puan Hayati, dan Iteung Gugat.
Tujuan utama dari kunjungan ini adalah untuk menyampaikan berbagai isu dan keresahan yang dihadapi oleh kelompok-kelompok marjinal di Jawa Barat. Koalisi ASPIRASI berharap agar isu-isu yang mereka sampaikan dapat menjadi bahan diskusi bagi calon walikota dalam debat-debat yang akan datang, khususnya yang berkaitan dengan isu disabilitas, kebebasan beragama dan berkeyakinan (KBB), serta permasalahan perempuan.
Dinda Sabila, perwakilan dari HWDI Kota Bandung, mengungkapkan keprihatinannya mengenai pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas dalam proses pemilihan umum. Ia menekankan bahwa kurangnya fasilitas yang memadai di Tempat Pemungutan Suara (TPS) menyebabkan kesulitan bagi penyandang disabilitas untuk berpartisipasi secara penuh dalam penyelenggaraan pemilu.
Sementara itu, Sabahuddin dari JAKATARUB menyoroti pentingnya kepemimpinan yang mampu mengakomodasi keberagaman di Kota Bandung yang semakin plural. Ia menekankan bahwa calon kepala daerah yang akan berkompetisi dalam pilkada Kota Bandung harus memperhatikan pemenuhan hak beragama bagi setiap warga Bandung.
Isu perempuan juga mendapat perhatian khusus dalam kunjungan ini. Pasca pengesahan peraturan daerah tentang perlindungan dan pemberdayaan perempuan, terdapat kebutuhan untuk mengawal implementasi rancangan aksi daerah yang perlu dilaksanakan oleh calon kepala daerah terpilih. Selain itu, Rela Susanti dari Puan Hayati menyampaikan keprihatinannya terhadap isu pendidikan, khususnya mengenai perundungan yang masih terjadi terhadap kelompok rentan.
Kunjungan ini mendapat sambutan positif dari Kepala Divisi Hukum KPU Kota Bandung, Cepi Adi Setiadi. Beliau menegaskan bahwa aspirasi dari berbagai kelompok masyarakat sipil terkait isu inklusivitas menjadi catatan penting bagi KPU Kota Bandung sebagai penyelenggara pilkada. Lebih lanjut, KPU Kota Bandung membuka kesempatan bagi koalisi ASPIRASI untuk terlibat dalam kegiatan sosialisasi pemilu. Hal ini dimaksudkan agar isu-isu yang disuarakan dapat disampaikan secara luas kepada masyarakat.
Dengan adanya dialog ini, diharapkan terjadi peningkatan kesadaran dan partisipasi dari berbagai kelompok masyarakat dalam proses demokrasi, serta mendorong terciptanya pemilihan umum yang lebih inklusif dan representatif di Kota Bandung.