Mendengarkan yang Dipinggirkan

Share On Your Social Media

JAKATARUB turut menjadi bagian kegiatan talkshow bertema: Mendengarkan yang Dipinggirkan yang diselenggarakan oleh media Bandung Bergerak yang didukung oleh INFID pada Jumat (09/08/2024) di Gedung Bumi Silih Asih Bandung. 

Talkshow tersebut memaparkan hasil karya liputan Bandung Bergerak di lima titik wilayah Jawa Barat, diantaranya Kabupaten Kuningan, Kabupaten Garut, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bandung dan Kota Bandung. Secara khusus liputan-liputan tersebut memotret bagaimana kondisi kebebasan beragama berkeyakinan di Jawa Barat.

Pada Talkshow tersebut menghadirkan narasumber seperti Rela Susanti dari Puan Hayati Jawa Barat,  Abdul Waidi dari INFID, Virlya Putricantika Jurnalis Bandung Bergerak dan Valerianus Beatae Jeharu dari LBH Pengayoman UNPAR. Emil La Palau, jurnalis Bandung Bergerak menjadi moderator dalam talkshow yang turut dimeriahkan tampilan pantomim dari Wanggi Hoed tersebut. Sebanyak 50 peserta terdiri dari berbagai komunitas dan lembaga pemerintahan menghadiri kegiatan ini.

Rela Susanti memaparkan hasil penelitian yang menunjukkan masih banyak perundungan yang diterima siswa/siswi penghayat kepercayaan khususnya yang bersekolah di negeri di Kabupaten Bandung Barat. Perundungan tersebut terbukti berdampak secara psikologis bagi siswa-siswi penghayat, diantaranya mereka jadi murung dan enggan bersekolah.

Kondisi lebih baik boleh dikatakan terjadi di kota Bandung. Apep, peserta diskusi yang mewakili Kesbangpol kota Bandung memberikan pendapatnya bahwa pada prinsipnya KBB khususnya di Kota Bandung sudah terjamin. Valerianus LBH Pengayoman UNPAR memberikan tanggapan terkait pernyataan tersebut, menurutnya pemerintah Kota Bandung maupun yang lainnya harus berhati-hati terhadap implementasi Fatwa MUI karena sifatnya tidak mengikat seperti Undang-Undang.

Isu KBB khususnya di wilayah Bandung Raya menjadi concern komunitas-komunitas seperti JAKATARUB dan Bandung Bergerak. Hasil liputan ini memberikan fakta bahwa kasus KBB masih banyak terjadi. Oleh karena itu, kampanye KBB harus dilakukan secara kolaboratif, termasuk dengan pemerintah.


Share On Your Social Media
Yohanes Irmawandi
Yohanes Irmawandi
Articles: 35

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *