Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 5 Pangalengan menginisiasi kerjasama dengan JAKATARUB dalam implementasi Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) Tema Bhinneka Tunggal Ika. Inisiasi itu diwujudkan lewat kegiatan Merayakan Perbedaan pada Jumat (30/08/24) bertempat di Kampus 1 SMKN 5 Pangalengan.
P5 merupakan kurikulum merdeka belajar inisiasi Kemendikbud Ristek, yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan wawasan kepada pelajar dari mulai SD, SMP, hingga SMA/K yang di dalamnya memuat materi tentang keberagaman dan toleransi.
Dalam implementasi proyek kali ini JAKATARUB menghadirkan Cafe Religi yaitu pengenalan agama-agama, dan wawasan kebangsaan yang didalamnya memuat materi tentang hak asasi manusia. Peserta yang mengikuti kegiatan merupakan siswa/i kelas X dan XI. Kurang lebih dengan jumlah seribu siswa. Komunitas JAKATARUB diwakili oleh rekan-rekan dari berlatar belakang agama yang berbeda, seperti Islam, Katolik, Protestan, Buddha, Penghayat Kepercayaan dan Baha’i.
Cafe Religi dibagi menjadi tujuh kelas, dimana masing-masing pegiat JAKATARUB mengisi materi pengenalan agama-agama dan wawasan kebangsaan dengan batasan lima belas menit setiap sesinya.
Guru penanggung jawab kegiatan, Desita, mengatakan bahwa program pengenalan agama-agama dan toleransi ini masuk kedalam rangkaian kegiatan P5, yang telah dilaksanakan seminggu sebelumnya. Desita mengatakan bahwa dalam program P5 siswa/i sebetulnya diharuskan untuk mengunjungi rumah ibadah, namun karena keterbatasan, akhirnya SMKN 5 Pangalengan mengundang narasumber untuk datang ke sekolah.
Sementara itu Sabah, mewakili tim koordinator Jakatarub menyampaikan apresiasi atas undangan SMKN 5 dan dapat berpartisipasi dalam proyek P5 di sekolah ini. “JAKATARUB mengucapkan terima kasih karena telah diizinkan untuk ikut berbagai disini, saya berharap kedepannya dapat berkolaborasi lebih jauh,” ungkap Sabah.
Sebagai komunitas yang bergerak mempromosikan perdamaian dan toleransi, JAKATARUB selalu berkomitmen untuk menerima dan belajar dari berbagai kelompok agama agar dapat menjadi media promosi perdamaian dan inklusi.
