Selamat kepada seluruh umat Katolik di seluruh Indonesia atas kedatangan Bapa Suci Paus Fransiskus, pemimpin umat Katolik di seluruh Dunia serta kepala negara Vatikan. Kunjungan Paus ke Indonesia tidak hanya dinantikan oleh umat Katolik, namun juga secara umum umat Kristiani.
Kunjungan apostolik Paus Fransiskus membawa kebahagiaan bagi warga Kristiani Indonesia. Bukan hanya karena karena umat Katolik dapat bertemu secara langsung dengan Bapa Suci, akan tetapi Paus juga melakukan beberapa kegiatan di Indonesia, seperti berdialog dengan para tokoh agama dan deklarasi Istiqlal.
Namun, dibalik kunjungan Paus ke Indonesia, terdapat hal yang mengharukan bagi umat Kristiani, yaitu tentang perayaan Misa Agung Kepausan di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta.
Umat Katolik dapat merayakan ritual keagamaan di tempat publik dengan jumlah yang sangat besar. Dari berbagai daerah, umat berbondong-bondong datang ke GBK untuk merayakan misa bersama Bapa Suci. Perayaan misa tersebut banyak menarik perhatian warga dan netizen Indonesia, baik respon positif maupun negatif. Akan tetapi, umat Katolik patut mensyukuri perayaan misa tersebut karena dapat digelar dengan aman, nyaman dan tertib.
Ini bukan hanya soal suksesnya perayaan misa, akan tetapi sebagai warga negara Indonesia, umat Katolik dapat merasakan kebebasan mengekspresikan keagamaan di tempat umum. Hal ini tentunya merupakan suatu kemajuan, di tengah situasi kebebasan beragama berkeyakinan di Indonesia yang pilu dengan kasus-kasus penolakan ibadah, sulitnya mendirikan rumah ibadah, penodaan agama dan pelanggaran KBB lainnya.
Semoga pemerintah Indonesia tidak hanya memfasilitasi hak beribadah umat Kristiani disaat Bapa Paus datang saja. Namun juga dapat memberikan akses untuk kegiatan peribadatan-peribadatan “kebersamaan” umat beragama lainnya.
Terdapat hal positif lain dari perayaan misa bersama Paus Fransiskus yang disiarkan langsung melalui televisi, yaitu publik dapat mengetahui tata cara ibadah umat Katolik, publik menjadi tahu bagaimana umat Katolik beribadah serta tradisi-tradisi Katolik lainnya.
Hal ini tentunya dapat berdampak pada penambahan pengetahuan masyarakat, udar prasangka dan semakin mengenal tradisi Katolik. Harapannya tentu saja publik dapat merasakan kehangatan keberagaman dan pemahaman serta semakin menumbuhkan toleransi antar umat beragama, meskipun hanya sebatas menyaksikan melalui media.
Semoga kunjungan Bapa Paus Fransiskus membawa dampak baik untuk masyarakat dan pemerintah Indonesia. Terlebih komitmen pemerintah untuk menjamin kebebasan beragama berkeyakinan sesuai dengan konstitusi dan UUD 1945.