Awal bulan ini (4-6/09/2024) diselenggarakan dialog pemuda lintas paham keagamaan Islam. Acara ini digagas oleh Kementerian Agama Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam.
Mengambil tema: “Menjaga Negeri, Merawat Harmoni,” dialog ini mengundang perwakilan pemuda dari berbagai organisasi Islam, termasuk juga JAKATARUB selaku komunitas pegiat perdamaian. Tujuan utama dialog ini adalah untuk memperkuat moderasi beragama dan membangun pemahaman yang lebih dalam tentang harmoni di tengah keberagaman Indonesia.
Dialog dibuka secara resmi oleh Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag RI, Dr. H. Adib, M.Ag. Dalam sambutannya Dr. Adib menegaskan komitmen Kemenag RI dalam mempromosikan moderasi beragama dan harmoni sosial.
Sejumlah narasumber dan fasilitator terkemuka turut memberi wawasan mendalam mengenai isu-isu penting terkait radikalisme dan upaya pencegahannya dalam tiga sesi materi. Perwakilan, Detasemen Khusus 88 Mabes Polri misalnya, memaparkan tantangan yang dihadapi dan strategi negara melawan radikalisme, termasuk deteksi dini, pencegahan, dan rehabilitasi bagi individu yang terpapar ekstremisme.
Pembina JAKATARUB, Wawan Gunawan turut berbagi tentang praktik keberagamaan di Indonesia. Wawan menunjukkan bagaimana peristiwa-peristiwa historis, seperti perumusan Pancasila dan berbagai peristiwa terkini mencerminkan upaya untuk menciptakan kerukunan dan toleransi di tengah keragaman Indonesia. Penjelasan ini membantu peserta memahami akar konflik dan bagaimana upaya-upaya perdamaian yang dilakukan telah berkontribusi pada stabilitas sosial.
Sementara itu, Siti Hanifah Haris, Direktur Yayasan Bhakti Budhi Pertiwi, membahas secara khusus tantangan yang dihadapi oleh perempuan dalam upaya menciptakan perdamaian, serta inisiatif dan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mendukung upaya tersebut.
Dalam dialog, peserta didorong berdiskusi lintas organisasi. Melalui diskusi interaktif ini, peserta dapat membagikan cerita dan pengalaman mereka, mengajukan pertanyaan, serta menghilangkan prasangka negatif yang mungkin ada.
Acara ini menghasilkan rekomendasi penting yang diharapkan dapat menjadi panduan bagi upaya-upaya moderasi beragama dan pemeliharaan harmoni sosial di Indonesia. Selain itu, sebagai bentuk komitmen terhadap pesan dialog ini, sebuah lagu berjudul “Merajut Harmoni” juga diluncurkan, yang diciptakan bersama Komuji (Komunitas Islam Mengaji).
Dialog ini bukan hanya berfungsi sebagai wadah untuk bertukar pikiran, tetapi juga sebagai langkah konkret dalam merawat harmoni dan menjaga negeri untuk generasi mendatang. Kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat harmoni dan kerukunan di tanah air, serta berkontribusi pada pembangunan masa depan Indonesia yang lebih damai dan inklusif