Jumat lalu (20/09/2024), teman-teman JAKATARUB menyambangi SD Prasistha yang berlokasi di Jalan Andir Kota Bandung. Kunjungan ini dalam rangka kolaborasi Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) Kurikulum Merdeka. Kegiatan yang dilakukan mencakup perkenalan dan pemberian materi seputar kebhinekaan dan toleransi dengan tema kegiatan: “Berbeda Itu Indah” dan sub tema: “Berbeda Itu Indah Dalam Beragama.”
Dalam kegiatan tersebut, JAKATARUB menghadirkan konsep pembelajaran sesuai fase. Fase A meliputi siswa kelas 1 dan 2, Fase B meliputi siswa kelas 3 dan 4, dan terakhir Fase C meliputi siswa kelas 5 dan 6. Setiap fase mendapatkan materi yang sama terkait kebhinekaan dan toleransi, namun cara cara penyampaian setiap fase tentu dilakukan berbeda.
Untuk siswa di Fase A dan B, misalnya, konsep pembelajaran yang lebih santai dan fun namun tetap interaktif. Penjelasan dikemas sederhana agar mudah dimengerti dengan mengenal simbol agama-agama yang ada di Indonesia. Fase A terdiri dari sesi games menggambar dan membuat orang-orangan dari kertas. Sementara di fase B ada sesi mengenal cara beribadah dan tempat beribadah. Para siswa kemudian dimintai pendapat terkait apa yang telah mereka pahami terkait keberagaman dan toleransi dan menuliskannya.
Sementara itu di Fase C, pemaparan materi toleransi dan keberagaman diberikan di awal, dilanjutkan dengan sesi role play, diskusi tanya jawab, bermain games setuju, ragu, atau tidak setuju dengan pernyataan seputar toleransi, dan kemudian ditutup dengan kegiatan refleksi untuk menulis dalam notes terkait: “Mengapa toleransi itu penting?”
Diundangnya JAKATARUB dalam implementasi program P5 Kurikulum Merdeka di SD Prasistha, menjadi salah satu praktik baik yang bisa dikembangkan sekolah-sekolah lain. Bagaimana siswa dapat mengenal dan melihat langsung wajah dari keberagaman yang ada khususnya keberagaman agama dan kepercayaan yang ada di Indonesia. Makna dari toleransi akan dapat dipahami dengan baik, sekaligus juga dapat stigma negatif yang terkadang masih ingar bingar dalam lingkup pertemanan dan kegiatan belajar siswa di sekolah dapat dihapus.
Penulis : Nanda Shelly Susanti
Editor: Risdo Simangunsong