JAKATARUB bekerjasama dengan SD Prasistha menyelenggarakan program Jelajah Jalur Bhineka (JJB) pada Rabu (9/10/2024). Kegiatan ini merupakan kelanjutan kerjasama sebagai bagian dari Program Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), salah satu inisiatif Kurikulum Merdeka untuk menanamkan nilai-nilai kebhinekaan sejak dini.
Sebanyak 120 siswa dari kelas satu hingga enam SD Prasistha ikut serta dalam kegiatan yang dipandu oleh tujuh fasilitator dari JAKATARUB. Mereka mengunjungi tiga rumah ibadah—Vihara Satya Budhi, Gereja St. Mikael, dan Masjid Al-Jabbar—untuk memperkenalkan keragaman agama yang ada di Indonesia.
Fadhil Raihan, fasilitator JAKTARUB, menjelaskan bahwa JJB adalah bentuk kolaborasi. “SD Prasistha mengajak kami untuk terlibat dalam P5 sebagai mitra,” kata Fadhil. “Kami berharap acara ini bisa membantu anak-anak mengenal agama yang berbeda dari yang mereka anut, serta mengembangkan rasa toleransi sejak usia dini.“
Senada dengan Fadhil, Indriani Salamah, guru kelas lima sekaligus Ketua Pelaksana kegiatan, menambahkan bahwa kegiatan ini juga menjadi langkah konkret untuk menindaklanjuti Deklarasi Anti Bullying yang sebelumnya dicanangkan sekolah.
“Kami mengajukan suatu acara untuk dapat menumbuhkan sikap kenal terhadap yang berbeda dan dapat memunculkan sikap toleransi sehingga tidak ada sikap bullying ke depan,” ujar Indri. “Melalui pengenalan keberagaman, kami berharap rasa saling menghormati bisa tumbuh.“
Indriani tidak menutup mata atas tantangan yang muncul dalam pelaksanaan acara ini. Ia mengungkapkan bahwa ada beberapa orang tua yang sempat mempertanyakan tujuan dari kegiatan ini.
“Ada orang tua yang khawatir kegiatan ini akan mempengaruhi keyakinan anak-anak mereka,” tutur Indri. Setelah diberikan pemahaman yang lebih mendalam, para orang tua pada akhirnya mendukung penuh kegiatan ini. Indriani juga menambahkan bahwa setiap manusia, termasuk anak-anak, harus memiliki pegangan iman yang kuat, namun tetap menghormati perbedaan di sekitarnya.
Kegiatan JJB dimulai dengan titik kumpul di Vihara Satya Budhi, Bandung, di mana para peserta mendapatkan pengarahan singkat dari fasilitator. Selanjutnya, mereka dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mengunjungi rumah ibadah yang telah dipilih antara lain Vihara Satya Budhi, Gereja St. Mikael, dan Masjid Al-Jabbar.
Siswa SD mendapatkan penjelasan singkat mengenai sejarah, tradisi, serta nilai-nilai keagamaan yang dianut di setiap tempat ibadah. Selain itu, peserta diajak berkeliling melihat sisi kemegahan arsitektur dan mengenal lebih jauh tentang aktivitas keagamaan di masing-masing tempat ibadah.
Jelajah Jalur Bhinneka kali ini menjadi contoh nyata bagaimana pendidikan toleransi bisa ditanamkan sejak dini melalui kolaborasi antara sekolah dan komunitas. Dengan semakin banyaknya program seperti ini, diharapkan masa depan Indonesia akan diisi oleh generasi muda yang penuh toleransi dan menghargai perbedaan.
Penulis : Dea Farawida Aulia
Editor : Risdo Simangunsong