Pagelaran Cahaya Karya Ruang Ekspresi Penyintas KBB

Share On Your Social Media

JAKATARUB terlibat dalam Pagelaran Cahaya Karya, yang diselenggarakan kelompok BELUK (Bedas Galuh Karapihan). Pagelaran dengan tema “Merayakan Kebebasan Tanpa Sekat,” ini merupakan upaya untuk menciptakan ruang aman bagi para penyintas Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (KBB). 

Kegiatan tersebut digelar 150 Coffee & Garden pada Minggu (20/10/2024). Acara ini menghadirkan berbagai penampilan seni serta diskusi, dengan tujuan untuk memperkuat komitmen terhadap hak asasi manusia dan toleransi beragama. 

Fajar Edin Mulyadi, Pengurus JAKATARUB yang menjadi Team Leader BELUK, menjelaskan bahwa acara ini berawal dari keprihatinan terhadap masih adanya diskriminasi berbasis agama.

Kami ingin generasi muda bisa berteman tanpa memandang latar belakang agama dan mengetahui hak serta kewajiban masing-masing. Isu-isu seperti ini mungkin kampus tidak terlalu diperhatikan. Ini yang harus dirayakan dalam perbedaan itu terlebih kita sebagai anak muda,” ujar Fajar.

Acara ini memberikan kesempatan bagi para undangan, yang berasal dari berbagai latar belakang, untuk merasakan langsung cerita dan tantangan yang dialami penyintas KBB. Salah satu sesi diskusi yang menarik adalah Talkshow bersama perwakilan dari PATRIA Bandung dan Ijabi Muda, yang membahas pengalaman diskriminasi berbasis agama dan bagaimana komunitas dapat berperan dalam menciptakan ruang yang lebih inklusif.

Acara juga menampilkan berbagai bentuk seni seperti pertunjukan Kecapi Suling Sunda oleh GEMAPAKTI Jawa Barat dan tarian kreasi tunggal oleh Agus Dian. Pertunjukan seni tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai medium untuk menyampaikan pesan tentang pentingnya kebebasan beragama.  Selain itu, ada juga sesi melukis bersama, di mana para peserta dibagi menjadi empat kelompok dan diajak untuk membuat lukisan dengan tema kebebasan.

Antusiasme para peserta sangat luar biasa. “Awalnya, kami hanya membuka 30 kursi, tetapi pendaftaran mencapai 100 orang, sehingga kami harus melakukan seleksi ketat,” ungkap Fajar. 

Clara Felicia Mahasti narasumber dalam talkshow menyampaikan pentingnya mengangkat topik kesetaraan dan keberagamaan secara lebih luas. “Orang-orang perlu tahu kegiatan keberagaman seperti apa, manfaat, dan pesan yang disebarkan. Saya berharap topik ini semakin sering diperbincangkan dan diterima dari berbagai perspektif,” kata Clara. Ia juga mendorong masyarakat untuk berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang lebih inklusif, “Setiap orang dapat berkontribusi dengan caranya masing-masing, sekecil apapun sumbangsihnya pasti akan berpengaruh,” pesannya.

Pagelaran ditutup dengan deklarasi bersama dengan memukul kohkol sebagai simbol peringatan terhadap diskriminasi berbasis agama dan komitmen untuk melindungi kebebasan beragama di Indonesia. Peserta juga diajak untuk menyanyi bersama, mengakhiri acara dengan semangat kebersamaan.

Penulis: Dea Farawida Aulia

Editor: Risdo Simangunsong


Share On Your Social Media
adminjakatarub
adminjakatarub
Articles: 165

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *