Indonesia saat ini sedang menghadapi tantangan yang signifikan, terutama dalam konteks keberagaman. Radikalisme dan intoleransi semakin mengancam kerukunan antarumat beragama. Tantangan ini diperparah oleh pengaruh budaya populer yang seringkali mengabaikan nilai-nilai tradisional, sehingga generasi muda menjadi rentan terhadap ideologi ekstrem. Dalam menghadapi tantangan ini, penting untuk menegakkan kembali nilai-nilai keberagaman dan moderasi sebagai fondasi untuk menciptakan masyarakat yang harmonis.
Keberagaman dan moderasi semakin relevan dalam masyarakat multikultural saat ini, terutama di Indonesia yang kaya akan suku, agama, dan budaya. Dalam konteks ini, penerapan prinsip-prinsip moderasi dalam kehidupan sehari-hari menjadi sangat penting untuk menciptakan harmoni sosial. Keberagaman bukanlah sebuah konflik, melainkan kekuatan yang sudah seharusnya dapat berdampingan bersama setiap individu.
Sebagai negara dengan ideologi Pancasila, Indonesia memiliki dasar yang kuat untuk menjadi individu yang saling menghormati. Namun, dalam realitas sosial, konflik dan ketegangan seringkali muncul akibat kurangnya pemahaman serta komunikasi antar kelompok dalam masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa peran keberagaman dan moderasi sangat krusial dalam membangun masyarakat yang lebih harmonis.
Dalam konteks ini, penting memahami batasan agama yang dianggap ekstrim. Setidaknya ada tiga ukuran yang dapat menjadi patokan praktik beragama dianggap ekstrim atau melebihi batas menurut Kementrian Agama; satu, dianggap ekstrim apabila atas nama agama, seseorang melanggar nilai luhur dan harkat mulia kemanusiaan, Kedua, dianggap ekstrim apabila atas nama agama, seseorang melanggar kesepakatan bersama yang dimaksudkan untuk kemaslahatan, dan terakhir, dianggap ekstrim apabila atas nama agama, seseorang kemudian melanggar hukum. untuk melawan pemahaman ekstrim tersebut, Negara mengenalkan Konsep “Moderasi Beragama”
Moderasi dalam masyarakat bukan hanya berfungsi untuk menjaga stabilitas sosial, lebih dari itu, moderasi juga berperan dalam mendorong sikap inklusif serta mempererat pemahaman tentang keberagaman. Penerapan nilai-nilai moderasi menjadi semakin relevan, tidak hanya penting untuk stabilitas sosial, tetapi juga untuk menciptakan rasa persatuan di antara masyarakat yang beragam. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan masyarakat yang harmonis, saling menghormati, dan berkelanjutan dapat terwujud.
Arus pertukaran budaya semakin cepat. Pemahaman yang mendalam tentang keberagaman, serta penerapan nilai-nilai moderasi sangat penting, terutama di Indonesia. Indonesia yang dikenal dengan ragam kekayaan suku, agama, ras, dan budaya, sudah seharusnya menjadi sumber kekuatan dan keindahan. Namun, untuk mewujudkan potensi tersebut, penerapan prinsip-prinsip moderasi dalam kehidupan sehari-hari perlu diterapkan. Dengan menjadikan moderasi sebagai bagian utama, masyarakat dapat menciptakan harmoni sosial yang memungkinkan setiap individu hidup berdampingan dengan harmoni yang indah, dapat saling menghormati dan memahami perbedaan.
Penerapan moderasi dalam kehidupan sehari-hari juga dapat dilakukan melalui pendidikan dan dialog antaragama. Melalui pendidikan yang menekankan nilai-nilai moderasi, generasi muda dapat dibekali dengan pemahaman yang lebih baik tentang keberagaman dan pentingnya toleransi. Dialog antaragama juga dapat menjadi sarana untuk saling memahami dan menghargai perbedaan, sehingga menciptakan jembatan komunikasi yang kuat antar kelompok.
Namun, tantangan muncul ketika pendidikan yang fokus pada toleransi dan keberagaman tidak diterapkan secara konsisten. Tanpa adanya pendekatan ini, siswa mungkin tidak akan memahami pentingnya menghargai perbedaan. Hal ini dapat berpotensi menimbulkan masalah seperti diskriminasi, bullying, dan konflik di lingkungan sekolah. Oleh karena itu, penting bagi sekolah untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pembelajaran tentang keberagaman dan saling menghormati, agar siswa dapat tumbuh menjadi individu yang lebih baik dan lebih peka terhadap perbedaan di sekitar mereka.
Di luar lingkungan sekolah, masyarakat juga berperan dalam menanamkan nilai-nilai toleransi dan keberagaman. Masyarakat yang inklusif dan toleran dapat memberikan contoh positif melalui berbagai kegiatan komunitas, kampanye publik, dan program yang mendorong interaksi antar kelompok. Contohnya, penyelenggaraan festival budaya, seminar, dan diskusi publik tentang pentingnya menghargai perbedaan dapat memperkuat rasa saling pengertian. Masyarakat yang menghargai keberagaman dan toleransi cenderung lebih harmonis dan stabil, menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi semua individu.
Dalam konteks ini, sikap moderat menjadi sangat penting. Sikap moderat menunjukkan cara berpikir yang seimbang dan terkontrol, menjauhkan diri dari pandangan ekstrim serta posisi yang terlalu kaku dalam berbagai aspek kehidupan. Pendekatan moderat berusaha menemukan titik tengah agar setiap individu dapat menghindari sikap yang berlebihan. Oleh karena itu, moderasi dapat menciptakan lingkungan yang harmonis dan inklusif dalam masyarakat.
Dalam konteks interaksi dengan institusi negara, moderasi menunjukkan pendekatan yang tidak ekstrem dalam pengambilan keputusan dan penetapan kebijakan. Hal ini juga mencakup pada cara berinteraksi yang bijak antar kelompok atau Negara lain. Secara garis besar, moderasi beragama bertujuan untuk mencapai harmoni dan toleransi antara berbagai agama atau kepercayaan, dengan menekankan pada pemahaman dan penerimaan terhadap keberagaman dan keyakinan tanpa menimbulkan konflik.
Sikap moderat mencerminkan pendekatan yang seimbang dan penuh penguasaan diri, menghindari ekstremisme serta posisi yang kaku dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam konteks masyarakat yang beragam, moderasi menjadi penting untuk menciptakan suasana yang harmonis dan inklusif, di mana setiap orang dapat merasa diterima dan dihargai.
Maka dapat disimpulkan bahwa membangun harmoni dengan moderasi beragama adalah suatu keharusan dalam masyarakat yang beragam. Dengan mengedepankan sikap moderat, kita dapat menciptakan lingkungan yang inklusif, saling menghormati, dan berkelanjutan. Dalam menghadapi tantangan globalisasi dan pergeseran sosial, moderasi menjadi landasan penting untuk menjaga persatuan dan kesatuan, serta mewujudkan masyarakat yang damai dan harmonis.
Penulis : Vera Nurul Fadjrizah