Rabu-Kamis lalu (17-17/04/2025), JAKATARUB hadir dalam Workshop Evaluasi Program PRINSIP Indonesia yang diselenggarakan Koalisi Kebebasan Berserikat (KKB) di Citylog Hotel, Tebet, Jakarta. Kegiatan ini menjadi titik temu bagi organisasi masyarakat sipil lintas generasi dan lintas isu untuk merefleksikan pencapaian, tantangan, serta menyusun rencana lanjutan dalam upaya memperkuat perlindungan ruang sipil di Indonesia.
Workshop dihadiri perwakilan dari Tim Kerja KKB serta komunitas orang muda dari Jakarta, Tangerang dan Jawa Barat. Komunitas yang terlibat mewakili kaum muda, ragam gender dan seksualitas, disabilitas, serta komunitas yang dipimpin oleh perempuan muda.
Program PRINSIP Indonesia merupakan inisiatif KKB (yang merupakan kerja lima lembaga YAPPIKA, ELSAM, LBH Jakarta, PSHK dan Imparsial) sejak 2024 yang bertujuan mendorong ruang sipil yang aman, terbuka dan inklusif. Selama 18 bulan implementasi, program telah melibatkan 500 lebih orang muda dari berbagai komunitas lewat serangkaian kegiatan penguatan kapasitas, kampanye hingga advokasi kebijakan publik.
Workshop evaluasi kali ini tidak hanya menjadi forum penutupan, tetapi juga menjadi panggung perayaan pencapaian kolektif.
Dibuka dengan sesi “Merayakan Jejak Perubahan”, setiap organisasi dalam Tim Kerja KKB mempresentasikan dua capaian paling membanggakan selama program melalui media kreatif seperti pecha kucha, cerita foto, infografis dan video pendek. Capaian mencerminkan praktik baik menciptakan ruang aman, membangun solidaritas, serta memperluas kesadaran kritis terhadap hak-hak sipil. Sesi berikutnya mengajak para peserta untuk merefleksikan peran KKB dalam mendukung keberlanjutan gerakan masyarakat sipil.
Hari kedua difokuskan pada pembelajaran strategis dengan pendekatan Human Rights-Based Approach (HRBA) dan prinsip Kepemimpinan Perempuan sebagaimana dikembangkan oleh ActionAid. Para peserta diajak mengidentifikasi aset dan tantangan dalam kerja advokasi selama program berlangsung, serta merumuskan agenda bersama untuk keberlanjutan PRINSIP Indonesia 2.0.
Ajeng Larasati, Programme Officer PRINSIP Indonesia, menegaskan pentingnya kontinuitas program ini. “Yang kita bangun bersama ini bukan hanya tentang program, tapi menjaga harapan milik masyarakat sipil. Orang muda harus terus punya ruang untuk bersuara, untuk berkumpul dan untuk menyusun masa depan yang lebih adil.”
Di tengah tantangan penyempitan ruang sipil, kerja-kerja seperti PRINSIP Indonesia membuktikan bahwa kolaborasi lintas organisasi, isu, dan generasi adalah kunci menjaga demokrasi tetap hidup.