Bandung Lautan Damai (BALAD) telah genap berusia 10 tahun. Dideklarasikannya BALAD pada 16 November 2012 oleh JAKATARUB, LBH Bandung, SETARA Institute dan sepuluh komunitas lainnya untuk merespon penyerangan kepada masjid Ahmadiyah di Kota Bandung yang terjadi satu bulan sebelumnya.
Salah satu pendiri BALAD, Yunita menyampaikan banyak masyarakat yang saat itu khawatir terhadap situasi di Kota Bandung. “Kelompok lintas agama dan warga Bandung yang khawatir dengan situasi Bandung, waktu itu akhirnya memutuskan melakukan pemetaan, bahwa masalahnya muncul dari Pergub Jabar, yang menyatakan melarang aktivitas Ahmadiyah di Jawa Barat,” tuturnya.
“Waktu itu akhirnya teman-teman komunitas sepakat untuk membuat petisi, petisinya memang kami namai Bandung Lautan Damai.”
Yunita menambahkan selain akronim dari Bandung Lautan Damai, kata “balad” dalam Bahasa Sunda juga berarti sahabat. Perayaan BALAD dijadikan sebagai perayaan persahabatan dari berbagai elemen keberagaman yang ada di Bandung Raya.
Tidak terasa November 2022 ini, BALAD sudah menginjak satu dekade, berjuang bersama lintas elemen mempromosikan nilai-nilai toleransi dengan cara yang kreatif untuk mewujudkan Bandung Inklusif yang sungguh-sungguh menjadi rumah bagi semua orang.
Sejak lahirnya BALAD, telah banyak karya yang lahir, seperti buku yang berjudul “Dialog 100 Kisah Persahabatan Lintas Iman” yang launching pada tahun 2013. Di tahun berikutnya lahir kembali buku, “Melangkahi Luka 12 Kisah Perjalanan Menuju Damai.” Demikian pula ada banyak karya kreatif dalam bentuk board game, film pendek, serta desain grafis.
Salah satu produk kreatif di BALAD kali ini adalah adalah film dokumenter Satu Dekade Bandung Lautan Damai. Lewat film dokumenter ini terlihat bagaimana dari tahun ke tahun, peringatan BALAD terus bergeliat dan hadir dengan berbagai tema sesuai konteks kehidupan Kota Bandung di masanya.
Seperti pada awal BALAD, dimana konsep kegiatannya adalah pernyataan sikap untuk mendukung toleransi dan perdamaian. Demikian pula saat melibatkan kaum muda untuk kampanye kreatif. Apalagi saat pandemi Covid-19, dimana musibah ini memaksa masyarakat di seluruh dunia untuk memanfaatkan teknologi digital,dalam kehidupan keseharian. Kampanye BALAD pun tidak ketinggalan. Pada peringatan BALAD tahun 2020-2021, BALAD berhasil diselenggarakan dengan konsep hybrid.
Saeful Abdullah, salah satu tokoh keagamaan di Bandung yang juga dihadirkan dalam film, juga mengajak orang-orang muda untuk menjadi juru damai. “Anak muda itu jadi juru damai, ada yang beda-beda jangan dikomporin, jangan dipanasin, terus perbedaannya dipertajam.”
Saeful berharap JAKATARUB dan BALAD menjadi pionir dan tampil ke depan, untuk mencerahkan dan memajukan perdamaian di Bandung Raya.
Perjalanan BALAD tidak selesai sampai disini, cerita BALAD terus berlanjut menuju #Bandung Keur Sararea Bandung Baik Bandung Inklusif.
Saksikan Video Dokumenter Satu Dekade BALAD di Channel Youtube. Klink link berikut SATU DEKADE BALAD. dan jangan lupa follow Instagram @bgdlautandamai. Mari bergabung bersama masyarakat BALAD bersama mewujudkan Bandung Inklusif, Bandung Baik.