Konferensi Feminisme Indonesia: Merayakan Keragaman Gerakan Perempuan

Share On Your Social Media

Gerakan perempuan indonesia memiliki hal yang menarik jika dibahas lebih dalam. Salah satunya dengan melihat karakteristik perempuan Indonesia yang plural dan multikultural. Kekhasan pengalaman perempuan yang beragam memberi keunikan gerakan pada masing-masing kondisi daerah, suku, agama dan menjadikan perjuangannya khas.

Menyadari keberagaman tersebut, Iteung Gugat sebagai komunitas yang memiliki slogan “Perempuan Bersuara untuk Perjuangan dan Keberagaman” begitu bersemangat untuk mengikuti agenda 1st Annual Kartini Conference on Indonesian Feminism: Merayakan Feminism Indonesia yang Plural dan Inklusif. Kegiatan tersebut berlangsung secara daring Kamis-Minggu (20-23/07/2023)

Konferensi feminisme Indonesia yang pertama ini diselenggarakan oleh Consortium for Plural and Inclusive Indonesian Feminisms: LETSS Talk (Let’s Talk about SEX n SEXUALITIES), Konde.co dan Padepokan Perempuan GAIA. Rangkaian agenda dalam konferensi ini terdiri dari sesi panel, roundtable discussion, dan plenary session dengan 18 judul paper dan 31 tema diskusi selama empat hari. Partisipan yang menjadi pemapar penelitian berasal dari beragam elemen seperti dosen, mahasiswa, aktivis perempuan, aktivis kemanusiaan, praktisi gender, dll.

Konferensi ini menekankan perspektif lokal untuk melihat bagaimana problematika perempuan Indonesia dalam menghadapi diskriminasi struktural maupun kultural. Sebagai tema utama, konferensi ini berupaya menerjemahkan ulang peran Kartini dalam kehidupan saat ini.

Komunitas Iteung memilih bergabung ke dalam beberapa panel yang bertemakan gerakan perempuan adat, keragaman gender dan seksual, gerakan feminisme digital, childfree, dan produksi pengetahuan feminisme.

Dari konferensi feminisme yang plural dan inklusif ini, Iteung Gugat berharap bisa lebih mengenal bagaimana karakteristik budaya serta kearifan lokal dalam membentuk kehidupan perempuan secara utuh dalam banyak aspek kehidupan, karena hal itulah yang bisa menjadi kekuatan untuk perempuan Indonesia. Bisa berdaya dengan mengetahui budaya dan dirinya sendiri.

Penulis : Hana Nabila

Editor : Risdo Simangunsong


Share On Your Social Media
adminjakatarub
adminjakatarub
Articles: 166

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *