Toleransi Bukan Sekadar Teori. Harus Mengalir dari Dialog dan Pengalaman

Share On Your Social Media

Toleransi adalah konsep yang sering kita dengar dan bahkan sering diajarkan dalam pendidikan kita. Ini adalah nilai yang sangat dihargai dalam masyarakat modern yang beragam. Namun, apakah toleransi hanya sebatas konsep teoritis yang kita pelajari dalam buku-buku atau sebuah tindakan nyata yang dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari? Tulisan ini akan menjelaskan mengapa toleransi tidak bisa hanya sebatas teori, tetapi harus melibatkan dialog dan pengalaman nyata dalam memahami fenomena ini.

Toleransi itu sendiri adalah kemampuan untuk menerima perbedaan dan pandangan yang berbeda tanpa merasa terancam atau berusaha untuk mengubah orang lain. Ini adalah pondasi dari keragaman yang harmonis dalam masyarakat. Tanpa toleransi, konflik, diskriminasi, dan ketidaksetaraan dapat merajalela.

Banyak orang menganggap toleransi sebagai konsep teoritis yang penting untuk dipelajari dan dipahami. Kita mempelajari tentang pentingnya toleransi di sekolah, dalam buku-buku, dan dalam diskusi sosial. Namun, masalah muncul ketika kita hanya berhenti pada tingkat teoritis ini. Toleransi yang hanya sebatas teori mungkin terasa hampa dan kurang bermakna dalam konteks kehidupan sehari-hari.

Toleransi sejati tidak hanya melibatkan pemahaman tentang nilai-nilai ini, tetapi juga melibatkan dialog yang terbuka dan jujur antara individu yang berbeda. Dialog adalah alat yang kuat untuk memahami pandangan, nilai-nilai, dan pengalaman orang lain. Ketika kita berbicara dengan orang-orang yang berbeda dari kita, kita dapat mendapatkan wawasan yang lebih dalam tentang realitas mereka, mengapa mereka berpikir dan bertindak seperti itu, dan apa yang membuat mereka unik.

Selain dialog, pengalaman langsung juga penting dalam memahami toleransi. Ketika kita terlibat dalam kehidupan sehari-hari dengan orang-orang dari berbagai latar belakang, kita memiliki kesempatan untuk melihat toleransi dalam tindakan nyata. Ini mungkin melibatkan bekerja bersama dalam tim multikultural, tinggal di lingkungan yang beragam, atau berpartisipasi dalam acara-acara komunitas yang mempromosikan keragaman.

Toleransi yang sejati adalah ketika kita dapat menerapkan pemahaman dan pengalaman kita dalam kehidupan sehari-hari. Ini berarti tidak hanya menerima perbedaan, tetapi juga berusaha untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dan ramah bagi semua orang. Ini berarti menghargai perbedaan dalam budaya, agama, suku, dan pandangan politik.

Toleransi bukanlah hanya sebuah konsep teoritis yang kita pelajari, tetapi sebuah nilai yang harus kita terapkan dalam praktik sehari-hari. Melalui dialog yang terbuka dan pengalaman nyata dengan orang-orang yang berbeda, kita dapat memahami toleransi dalam konteks yang lebih dalam dan berarti.

Toleransi yang sejati adalah ketika kita mampu menerjemahkan pemahaman ini menjadi tindakan nyata yang mempromosikan keragaman dan persatuan dalam masyarakat kita. Dengan demikian, kita dapat menciptakan dunia yang lebih harmonis dan inklusif bagi semua orang.

Penulis : Zailani Ritonga

Editor : Risdo Simangunsong

Catt: Zailani Ritonga, merupakan salah satu mahasantri Ma’had Aly Kebon Jambu Cirebon yang sedang menjalani program magang di komunitas JAKATARUB


Share On Your Social Media
adminjakatarub
adminjakatarub
Articles: 160

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *