Cafe Humanity yang selesai dilaksanakan pada hari Kamis (05/12/2024) lalu di Aula Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung Kampus II. Cafe Humanity ini juga masih termasuk kedalam rangkaian Agenda BaLaD tahun 2024 dengan tema “Wetan Ngidul Silih Ngumpul”.
yang berbeda dengan cafe Humanity yang lain, Cafe Humanity kali ini diadakan di Lingkungan Kampus, karena tujuannya adalah melihat apakah lingkungan Kampus khususnya kampus yang berada di Timur Bandung, sudah menjadi Ruang Aman dan nyaman untuk teman teman disabilitas. atau masih tidak ramah untuk teman teman disabilitas?.
Kegiatan Cafe Humanity kali ini menghadirkan isu isu yang menarik: isu disabilitas Fisik, sensorik, dan disabilitas Mental. Isu Perempuan, Isu Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan, isu Hak Asasi Manusia. dan di akhir acara peserta diajak belajar Bahasa Isyarat bersama Kak Naiya.
isu disabilitas Fisik yang diwakili oleh kak Dinda menjadi isu yang cukup menarik bagi Peserta, karena kak dinda menceritakan bagaimana sulitnya menjadi penyandang disabilitas ketika harus menggunakan fasilitas Publik.
salah satu peserta, Rio dari Mahasiswa UIN mengungkapkan “setelah mendengarkan Kak DInda, aku menjadi sadar bagaimana seharusnya fasilitas Publik menjamin kenyamanan semua orang, termasuk teman-teman disabilitas, karena itu, aku sadar, fasilitas di Kampus saya masih jauh dari ramah disabilitas”
lalu di Pos Kesetaraan Gender, yang diisi oleh Kak Novi dari Iteunggugat, mendiskusikan bagaimana Kekerasan seksual masih marak terjadi di lingkungan kampus, pelakunya baik dari Mahasiswa bahkan oleh dosen. tentunya ini menjadi PR besar bagi Kampus dalam menjamin keamanan Mahasiswanya.
diakhir kegiatan Cafe Humanity, semua peserta diajak belajar Bahasa isyarat bersama kak Naiya dari CAI. Kak naiya mengajarkan bagaimana cara berinteraksi dengan teman-teman Tunarungu.
Cafe Humanity yang diadakan di Kampus UIN ini bertujuan untuk menjembatani peserta dan Pakar-pakar terkait isu-isu kemanusiaan, selain menambah pengetahuan, acara inin juga diharapkan menjadi pemicu kesadaran bagi para peserta untuk ikut memperjuangkan Hak-Hak teman-teman yang lain, hak teman disabilitas, hak perempuan, dan hak asasi manusia untuk ditegakan, khususnya di lingkungan kampus.
Penulis :Fadhilrey