Moderasi Beragama untuk Mahasiswa

Share On Your Social Media

JAKATARUB menghadiri diskusi moderasi beragama yang diinisiasi oleh Jurusan Studi Agama-Agama (SAA) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung pada Kamis (05/10/2023) di kampus Fakultas Ushuludin. Diskusi tersebut mengusung tema “Yang Muda Yang Beragama: Pengenalan Moderasi Beragama di Kalangan Mahasiswa”.

Diskusi dibuka oleh Ketua Jurusan SAA UIN Bandung, Dr. Iim Abdul Halim, MA dan dipantik oleh dua orang alumnus SAA UIN Sunan Gunung Djati, yaitu Koordinator JAKATARUB Arfi Pandu Dinata dan Fauzan Anwar, pengurus Rumah Bincang Kerukunan (RUBIK). Selain mahasiswa jurusan SAA, diskusi ini juga melibatkan beberapa komunitas dari dalam dan luar kampus.

Seperti yang diketahui, moderasi beragama merupakan program nasional dari Kementerian Agama sebagai upaya mewujudkan hidup yang rukun beragama di tengah masyarakat yang sangat beragam. Pilar moderasi beragama berupa komitmen kebangsaan, toleransi, sikap anti kekerasan dan penghargaan atas budaya lokal, diharapkan mampu menghadirkan sikap beragama yang mendorong kemajuan dan kerukunan. Karenanya perlu dipahami dan dijadikan sikap oleh seluruh lapisan masyarakat, termasuk kaum muda dan mahasiswa.

UIN Sunan Gunung Djati selaku perguruan tinggi yang berada di bawah naungan kementerian agama juga berupaya mengimplementasikan program nasional ini, dengan mendorong mahasiswanya untuk mengenal lebih dalam mengenai keberagaman.

Dalam diskusi, Arfi dan Fauzan berbagi pengalaman mereka ketika menjalani kehidupan yang beragam serta gerakan yang bekerja bersama orang-orang yang berbeda latar belakang suku, agama, ras, dan golongan.

Keduanya sepakat membuka ruang perjumpaan merupakan salah satu bentuk nyata dalam mewujudkan moderasi beragama di tengah kehidupan mahasiswa. Hal ini dinilai sangat penting, khususnya bagi kampus UIN yang mahasiswanya cenderung homogen.

Prasangka-prasangka yang selama ini terbentuk, dapat terkonfirmasi langsung dengan ruang perjumpaan yang dilakukan. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa ketakutan-ketakutan hidup berdampingan dengan orang-orang yang berbeda agama akan selalu ada di tengah masyarakat.

Sekretaris jurusan SAA UIN Sunan Gunung Djati, Dr. Muliadi, M. Hum, yang menjadi moderator diskusi, turut mendorong mahasiswa untuk hidup moderat dalam beragama demi kemajuan bangsa.

“Mahasiswa sekarang, merupakan generasi yang akan memimpin dan membangun negeri ketika Indonesia berumur 100 tahun, tahun 2045. Masyarakat Indonesia yang sangat beragam itu menuntut pemimpin di masa mendatang untuk bisa memimpin negeri dengan cara pandang yang mengedepankan keberagaman,” ujar Muliadi.

Penulis : Sabe

Editor : Risdo Simangunsong


Share On Your Social Media
adminjakatarub
adminjakatarub
Articles: 165

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *