Aktivisme Bukan Cuma Isu. Harus Paham Keamanan Digital dan Kebal Hoax

Share On Your Social Media

Iteung Gugat didukung oleh The Asian Muslim Action Network (AMAN) Indonesia dan Joint Initiative For Strategic Religious Action (JISRA) mengadakan kegiatan Konsolidasi: Keamanan Digital dan Penangkalan Hoax Untuk Kolaborasi pada Senin (22/05/2023) bertempat di Sekretariat Majelis Agama Khonghucu (MAKIN) Bandung.

Kegiatan tersebut merupakan bentuk follow up dari kegiatan konsolidasi pertama beberapa waktu lalu dengan isu kolaborasi media kampanye toleransi untuk pencegahan ekstrimisme. Para peserta yang hadir dalam acara konsolidasi kedua ini merupakan peserta yang sama dengan peserta dikonsolidasi pertama, seperti dari media IoFc, Salim Bandung, Halaqah Damai, Sekodi, Puzzle, Puan Hayati, Budidaya, GKP, KMHDI, dan Kutub.id.

Materi yang dibahas dalam konsolidasi kedua tersebut, berkaitan dengan Keamanan Digital dan Tools Penangkalan Hoax. Iteung Gugat menyadari bahwa aktivis gender dan keberagaman masuk dalam kelompok rentan, khususnya dalam aspek keamanan digital. Terlebih, dalam konsolidasi pertama para aktivis didorong untuk mengkampanyekan narasi yang terkadang agak kontra dengan pendapat mainstream di sosial media dalam konteks isu gender, toleransi dan politik identitas. Maka konsolidasi ini dikhususkan untuk membekali para aktivis terkait keamanan digital dalam lingkup personal maupun komunitasnya.

Anes dari Institut Nawang Wulan dalam pemaparan materi keamanan digital memaparkan terkait serangan-serangan cyber yang mungkin didapatkan oleh para aktivis seperti hack account, Social Engineering, maupun serangan informasi. Maka dari itu sebagai mitigasi awal, Anes memaparkan terdapat hal-hal yang harus diketahui.

“Temen-temen mesti ingat bahwa akun sosial media kita, data kita yang tersimpan di internet tidak ada yang aman sampai seratus persen. Makanya, untuk menghindari hal-hal yang merugikan, kita harus tau tips-tips dasarnya,” ujarnya.

Anes menyatakan autentifikasi multifaktor dalam akun-akun seperti WhatsApp, Instagram, Facebook, Twitter dan lain sebagainya harus diaktifkan. Selain itu, ia menyarankan proses ganti password secara berkala serta menghindari login ke akun sosial media dengan menggunakan gmail. Prinsip keamanan digital ini mungkin akan membuat tidak nyaman, namun hal tersebut harus dilakukan untuk menghindari kerugian.

Sementara itu, Rita selaku dosen UNISBA memaparkan materi Penangkalan Hoax. Dalam presentasinya Rita menyampaikan bahwa hoax akan terus bermunculan menjelang pemilu tahun 2024 bahkan sampai pasca pemilu. Dirinya menyampaikan, hoax sekarang berupa informasi yang sebenarnya faktual, namun dipelintir dan disebarkan ulang, seolah-olah informasi tersebut memang benar, sehingga menyebabkan mal-informasi di masyarakat.

Rita yang tergabung di Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) juga memberikan tools pengecekan hoax yang dapat dipakai oleh masyarakat. Salah satunya melalui chat Robot WhatsApp Kalimasada dengan nomor +62 859 2160 0500. Namun, perlu diingat bahwa berita hoax yang ada di Kalimasada hanyalah yang sudah terkonfirmasi oleh MAFINDO.

Iteung Gugat selalu lembaga yang fokus pada kampanye gender, budaya lokal dan toleransi di sosial media terus mengupayakan kolaborasi, salah satunya dengan Bandung Lautan Damai (BALAD). Oleh karenanya, Iteung mengajak media-media komunitas untuk bersama berkolaborasi untuk mengkampanyekan isu toleransi, kesetaraan gender, budaya lokal dan isu lainnya untuk kebaikan bersama.

Editor : Risdo Simangunsong


Share On Your Social Media
adminjakatarub
adminjakatarub
Articles: 166

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *