JAKATARUB didukung oleh PSPP Nawang Wulan dan Search For Common Ground (SfCG) menggelar Wakening Interfaith Initiative (WIFI) Seri 2.1 berupa Pelatihan Advokasi Kebebasan Beragama Berkeyakinan (KBB) dengan pendekatan berbasis Hak Asasi Manusia dan Tanpa Permusuhan. Pelatihan ini dilaksanakan pada Sabtu-Minggu (20-21/05/23) di Hotel California, Kota Bandung.
Sekitar 20-an peserta dengan latar belakang komunitas/lembaga lintas isu mengikuti kegiatan. Komunitas yang terlibat antara lain Iteung Gugat, Salim Bandung, OMK Kabupaten Bandung, Bansel Interfaith, One Ummah, DKM Al-Furqon UPI, Taruna Desa Kerukunan Cikole, JAI, Masyarakat Baha’i, KOPPRI Kota Bandung, Yayasan Al Ghifari, SAA UIN SGD Bandung, Media Bandung Bergerak, Kutub.id, dan HWDI
WIFI merupakan sebuah program yang ditujukan sebagai ruang perjumpaan dan ruang bertumbuh bagi orang muda untuk peningkatan kapasitas hingga mampu bekerja sama di tengah kepelbagaian. Dalam pelatihan tersebut, beberapa poin yang dibahas secara dalam meliputi Kebebasan Beragama Berkeyakinan, Pendekatan HAM dan Tanpa Permusuhan serta Kolaborasi Multipihak dan Kampanye Media.
Seperti pada pelatihan WIFI sebelumnya, keterlibatan kelompok rentan dan sulit dijangkau menjadi prioritas utama, karena akan berdampak kepada upaya kolaborasi lintas stakeholder dan lintas isu.
Arfi Pandu Dinata, salah satu fasilitator dalam pelatihan, mengungkapkan keterlibatan orang muda dengan perspektif HAM dan Tanpa Permusuhan sangat diperlukan dalam advokasi KBB, mengingat dalam realitasnya, keberagaman identitas keagamaan maupun latar belakang setiap orang yang diadvokasi maupun terlibat dalam advokasi memiliki beragam perspektif. Sehingga hal tersebut harus mampu dibedah secara dalam, oleh karenanya dalam pelatihan tersebut, teori konflik menjaga materi yang menarik sekaligus menantang.
Acara yang dikemas melalui pendidikan orang dewasa, memberikan kesempatan bagi para peserta untuk terlibat dalam diskusi, selain itu games dan menonton video menjadi tools yang dipakai dalam pelatihan tersebut.
Novi, perwakilan dari Iteung Gugat mengungkapkan bahwa dari beberapa pelatihan mengenai keberagaman yang pernah diikutinya baru dalam pelatihan WIFI inilah dirinya mengetahui beberapa konsep dasar dalam isu kebebasan beragama.
“Jujur, dari beberapa pelatihan yang pernah diikuti baru kali ini aku mengetahui konsep forum internum dan eksternum dalam kebebasan beragama, misalnya,” ujar Novi.
Sementara itu, Alifa, perwakilan dari Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) menyatakan bahwa materi dalam pelatuhan sangat penting untuk diketahui. “Saya baru mengetahui konsep dasar HAM dan KBB dalam pelatihan ini, ternyata banyak hal-hal diluar yang belum saya ketahui, ini sangat membantu saya,” imbuhnya
Selain materi HAM dan Tanpa Permusuhan, pelatihan WIFI tersebut juga membahas mengenai advokasi melalui kampanye media sosial serta kolaborasi yang mungkin bisa dilakukan dalam rencana tindak lanjut.
WIFI 2.1 akan berlanjut dengan inisitatif kegiatan yang dirancang peserta dan bersinergi dengan program lain yang melibatkan pemuka agama (PAGUNEMAN) dan pegiat media (Voice for Justice). Rangkaian program tersebut merupakan komitmen JAKATARUB yang didukung PSPP Nawang Wulan dan SfCG dalam memajukan toleransi dan perdamaian melalui advokasi strategis.
Editor : Risdo Simangunsong