Pertemuan komunitas lintas agama di Bandung Raya telah menyatukan para pemeluk agama untuk berdialog dan saling memahami. Salah satunya terjadi di Ramadhan kali ini, tepatnya pada Rabu (16/03/2024) di Guest House UNPAR, Jl. Gunung Agung Dalam No.4 Bandung. Acara tersebut menjadi lebih istimewa dengan kehadiran Miss Ester, seorang misionaris dan pegiat perdamaian asal Swiss yang sempat tinggal lama di Indonesia.
Diskusi lintas agama dan lintas generasi di ruang terbuka ini memberikan platform bagi para peserta untuk berbagi pandangan dan pengalaman mereka tentang keberagaman, serta perbandingan dengan situasi yang terjadi di Indonesia dan Swiss.
Salah satu fokus utama pembicaraan adalah tantangan yang dihadapi oleh para remaja dalam menjalankan kegiatan keagamaan di tengah masyarakat yang semakin sekuler.
Miss Ester membagikan pengalamannya di Swiss, di mana banyak remaja menghadapi kesulitan dalam menjaga keterlibatan mereka dengan gereja saat mereka memasuki usia dewasa. Kondisi ini berbeda dengan di Indonesia, di mana kegiatan keagamaan masih cukup kuat di berbagai kalangan usia. Perbedaan ini menjadi poin penting untuk direfleksikan, mengingat pentingnya memelihara hubungan spiritual di tengah perubahan sosial yang dinamis.
“Para remaja di Swiss sering merasa terasingkan dari praktik keagamaan saat mereka beranjak menuju usia dewasa,” ujar Miss Ester. “Ini menimbulkan tantangan bagi gereja untuk tetap relevan dan menarik bagi generasi muda.“
Selain membahas tantangan, pertemuan ini juga menjadi kesempatan bagi Miss Ester untuk mengenal lebih dalam kegiatan keberagaman yang dilakukan di daerah Bandung Raya. Dia tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang berbagai upaya yang dilakukan oleh komunitas-komunitas agama untuk mempromosikan dialog antaragama, kerjasama sosial, dan perdamaian. Salah satu pertanyaan yang diajukan oleh Miss Ester adalah tentang kegiatan yang dilakukan di JAKATARUB.
Para peserta dari berbagai agama berbagi pengalaman mereka dalam menjaga keberagaman dan kehidupan beragama di Indonesia. Mereka menyoroti kerja sama antar agama yang kuat serta upaya bersama untuk membangun toleransi dan kerukunan di tengah perbedaan.
Pertemuan ini tidak hanya menjadi forum untuk bertukar pikiran dan pengalaman, tetapi juga langkah konkrit untuk memperkuat hubungan antar umat beragama di Bandung Raya. Dengan memahami perbedaan dan kesamaan, komunitas dapat bersatu untuk membangun lingkungan yang inklusif dan harmonis bagi semua.
Sebagai penutup pertemuan, Miss Ester menyampaikan apresiasi yang mendalam atas semangat keberagaman dan kerukunan yang ada di Indonesia.
“Pertemuan ini telah memberi saya banyak wawasan baru tentang kehidupan beragama di Indonesia. Saya yakin dengan kerja sama dan pengertian yang lebih dalam, kita dapat terus membangun masyarakat yang damai dan inklusif di seluruh dunia,” tuturnya.
Kontributor : Icha
Edtior : Risdo Simangunsong