Bakesbangpol Jabar Gandeng JAKATARUB di Kemah Kebangsaan

Share On Your Social Media

Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Provinsi Jawa Barat bersama JAKATARUB mengadakan kemah kebangsaan dengan tema: “Kolaborasi Keragaman Budaya Kearifan Lokal Untuk Memperteguh Identitas dan Kesatuan Bangsa,” yang digelar pada Kamis-Jumat (11-12/5/2023) di Sutan Raja Hotel, Soreang, Kabupaten Bandung.

Kegiatan tersebut dihadiri kurang lebih 80 peserta yang terdiri dari berbagai komunitas orang muda berlatar belakang berbeda, seperti Nawangsih, komunitas binaan Jakatarub untuk isu toleransi, Forum Muda Lintas Agama (Forumula) FKUB Jawa Barat, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Bandung, Mahasiswa UIN Bandung, Keluarga Mahasiswa Bandung Barat dan Sekolah Tinggi Agama Islam Cimahi.

Acara tersebut dikemas secara kreatif dan menarik. Dimulai dari opening ceremony dengan penampilan dari para seniman lokal Jawa Barat, diantaranya penampilan puisi dengan judul “Burung dan Nenek Moyang”, Tari Topeng Cirebon, Barongsai, dan Wonderful Land Dance.

Selepas pembukaan ada sesi pemaparan materi pengayaan terkait budaya dengan menghadirkan tiga panelis. Bahasan tentang arah kebijakan pembangunan kebudayaan Provinsi Jawa Barat, disampaikan oleh Irvan Setiawan dari Badan Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Jawa Barat. Sementara itu materi tentang pemahaman multikulturalisme serta pemaknaan mendalam akan permainan tradisional, masing-masing disampaikan oleh Wawan Gunawan dari JAKATARUB dan Zaini Alif dari Komunitas Hong.

Peserta kemudian diajak lebih interaktif lewat dua sesi simulasi dan refleksi yang menantang pemahaman dan pemaknaan mereka akan budaya di era terkini.

Dalam sambutannya Kepala Bakesbangpol Jawa Barat, Iip Sarip Hidayat, menyampaikan, keragaman budaya secara tidak langsung mengajarkan toleransi. Menurutnya Jawa Barat memiliki sejarah akan hal tersebut.

“Sejak mula Jawa Barat masih berbasis kerajaan Prabu Siliwangi, toleransi sudah ada yang tercermin dalam cerita Raden Kian Santang dan keluarga lain yang menganut agama yang berbeda dengan sang raja Pajajaran,” Iip mencontohkan.

Lebih dalam pada pemaparannya, Wawan Gunawan menyampaikan bahwa budaya sangat kontekstual, sehingga budaya satu dengan lainnya akan sangat berbeda, karena memiliki kebutuhan masing-masing yang akan tergantung dengan geografis, dan keadaan lainnya. Maka dari itu, Wawan menekankan orang Indonesia yang sudah dipersatukan oleh Pancasila harus memiliki sikap multikulturalisme yaitu sikap penerimaan, penghargaan dan toleransi.

Contoh penerapan itu disampaikan oleh Zaini Alif sangat banyak ditemui dalam permainan tradisional. Tiap permainan memiliki arti, nilai dan filosofis masing-masing. Zaini menekankan bahwa permainan tradisional mengajarkan karakter dan sikap untuk anak-anak, karena sarat akan nilai yang sangat luhur.

Kemah Kebangsaan bertema Keragaman Budaya ini menjadi momen penting untuk kembali mengingatkan dan mengajak generasi muda untuk peduli dan melestarikan budaya-budaya lokal yang ada di Indonesia melalui berbagai cara kreatif. Para peserta pun berharap Bakesbangpol Jawa Barat terus menggeliatkan program-program strategis mengenai budaya dan generasi muda untuk kedepannya.

JAKATARUB sebagai komunitas yang berspektif multikulturalisme dengan semangat kearifan lokal berupaya mendorong generasi muda untuk terlibat aktif dalam mewujudkan kecintaannya terhadap bangsa Indonesia dengan upaya advokasi maupun kampanye media. Oleh karenanya komunitas ini selalu siap berkolaborasi dengan berbagai stakeholder untuk mewujudkan generasi muda peduli budaya lokal.

Editor : Risdo Simangunsong


Share On Your Social Media
adminjakatarub
adminjakatarub
Articles: 160

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *