Potret Moderasi Beragama di Kampung Rehobot Indramayu

Share On Your Social Media

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Irmawandi & Hidayat (2023) mengenai simbol moderasi beragama di Kampung Rehobot, terungkap  sejumlah alasan kampung yang berlokasi di Desa Jayamulya, Kecamatan Kroya, Kabupaten Indramayu tersebut mencapai pengakuan sebagai Kampung Moderasi Beragama oleh Kementerian Agama Republik Indonesia. Penghargaan yang diberikan pada tahun 2022 ini mengapresiasi Rehobot sebagai salah satu kampung yang memiliki visi progresif terhadap moderasi beragama. Rehobot memperlihatkan komitmennya melalui berbagai inisiatif. 

Contoh dalam kegiatan olahraga, pemuda dan pemudi (Islam dan Kristen) tidak hanya berpartisipasi dan berlatih, tetapi juga membangun ikatan yang erat lintas iman melalui olahraga. Olahraga di Kampung Rehobot bukan hanya menjadi sarana kebugaran fisik, tetapi juga alat yang efektif dalam mempromosikan toleransi dan kerjasama antarwarga dengan latar belakang agama yang berbeda. Inisiatif ini mencerminkan implementasi nyata dari konsep moderasi beragama di kehidupan sehari hari kampung tersebut.

Kemajuan sikap moderasi beragama juga terwujud dalam gotong tradisi Ngobeng. Tradisi ini merupakan salah satu tradisi yang masih kental bagi masyarakat Indramayu, Jawa Barat dalam menjalani kebersamaan. Biasa dilakukan pada saat acara sedekahan kenduri, pernikahan dan lain sebagainya. 

Orang-orang bersusun berdiri dan berbaris, mengoper makanan atau hidangan. Tujuannya agar makanan cepat sampai ke tempat yang disediakan dan beban orang yang mengangkat makanan akan lebih ringan. Dalam konteks masyarakat Rehobot, Tradisi Ngobeng adalah contoh praktik sosiokultural yang mencerminkan nilai-nilai gotong royong, solidaritas, dan kebersamaan penganut agama Islam dan Kristen. Hal tersebut menciptakan hubungan interpersonal yang kuat dan merawat ikatan sosial di Kampung Rehobot.

Simbol moderasi beragama yang paling mencolok di Kampung Rehobot adalah tempat pemakaman umum. Pemandangan makam Kristen dan Islam yang berdampingan memiliki nilai sejarah dan daya tarik sendiri. Pemakaman disini dirancang tanpa sekat antara makam umat Muslim dan Kristen. Kedua kelompok agama berbagi tempat yang sama. Pemakaman ini menjadi representasi konkret dari sikap hormat terhadap perbedaan keyakinan, tidak hanya di dunia namun juga berbagi ruang dalam harapan akan kehidupan mendatang.

Potret TPU Kampung Rehobot

Sikap toleransi yang telah mengakar dalam masyarakat Rehobot, semakin dieratkan dengan deklarasi Kampung Rehobot sebagai Kampung Bhinneka pada tahun 2022. 

Pendeta Nining, dari GKP Rehobot, yang juga menjabat sebagai Ketua Kampung Bhinneka, menyatakan bahwa deklarasi tersebut mencerminkan komitmen kuat masyarakat Rehobot untuk hidup bersama dalam harmoni, meskipun memiliki perbedaan keyakinan. Kampung Bhinneka diartikan sebagai gambaran dari keragaman sebagai kekayaan yang patut dirayakan dan dijaga. 

Selain itu, peran penting para tokoh agama dalam mempromosikan toleransi dan moderasi beragama di Rehobot juga ditegaskan oleh Ustad Nardi, salah satu pengurus Masjid Nurul Huda Rehobot. Menurutnya, praktik pluralisme dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam khutbah agama, memainkan peran penting dalam mempengaruhi harmoni antar umat beragama. 

Ia menegaskan bahwa isi khutbah dan dakwah sebaiknya tidak menyentuh hal-hal yang dapat merusak keharmonisan antar umat beragama, sehingga menjaga kesatuan dan perdamaian di kalangan umat beragama.

Referensi: Irmawandi, Y., & Hidayat, M. N. (2023). SIMBOL MODERASI BERAGAMA DALAM EKOSISTEM PLURALISME DI KAMPUNG REHOBOT INDRAMAYU. Focus, 4(2), 133-144.


Share On Your Social Media
Yohanes Irmawandi
Yohanes Irmawandi
Articles: 12

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *